Welcome

Selamat Datang di blog untuk Belajar dan Hiburan. Semoga anda bisa mendapatkan apa yang anda inginkan dan jangan lupa sampaikan pesan bila terdapat kekurangan. Orang yang mau ikhlas membaca, maka ia akan mendapat ilmu yang bermanfaat dan pahala yang berlipat. Tolong sebarkan pula link ini kepada sahabat-sahabat kalian, dan tak perlu di rahasiakan karna berbagi itu indah. Tempat yang indah untuk berbagi adalah melalui internet, dan untuk kemajuan kami, tolong tinggalkan pesan di kolom komentar agar anda betah dan tak bosan dengan blog yang sederhana ini. Selamat menjelajah dan Terimakasih...

Saturday, February 9, 2013

TINDAKAN DAN INTERAKSI SOSIAL

A. Pengertian Tindakan dan Interaksi Sosial
Tindakan adalah perbuatan atau sesuatu yang dilakukan. Tindakan social merupakan suatu upaya terorganisasi untuk mengubah lembaga social. Tindakan subversif adalah usaha terorganisasi yang bertujuan menumbangkan pemerintah yang sah melalui kekerasan atau mengganti pemerintah itu dengan cara-cara yang ditandai oleh penggelapan, kebohongan dan gangguan keamanan. Bertindak, berbuat, melakukan tindakan sama artinya dengan "aksi".
Tindakan adalah proses perbuatan dan cara menindak. Aksi adalah suatu gerakan, tindakan, atau sikap. Aksi militer merupakan tindakan militer terhadap pihak lain. Aksi polisional adalah gerakan yang bermaksud memulihkan keamanan (istilah ini dipakai pada saat Belanda menyerang Indonesia untuk mendapatkan kembali jajahannya).
Di dalam kamus sosiologi, Prof Soerjono Soekanto memberi pengertian interaksi (interaction) sebagai: hubungan timbal balik antar pihak tertentu. Sedangkan kata social (sosial) ialah: berkenaan dengan pelaku inter-personal atau berkaitan dengan proses social.
Jadi interaksi social adalah hubungan timbal balik yang dinamis antara orang-perorangan (inter-personal), antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-orang secara perorangan dengan kelompok.
Dengan kata lain, interaksi social mengandung pengertian sebagai proses dimana orang-orang yang berkomunikasi saling mempengaruhi baik pada segi perasaan, pikiran maupun tindakan. Interaksi social adalah salah satu hal yang sangat pokok di dalam kehidupan, sebab ia merupakan dasar bagi semua aktivitas dan dinamika kehidupan soaial.
Kapan suatu hubungan bisa disebut sebagai interaksi social?
Interaksi soaial dimulai ketika ada dua orang bertemu dan kemudian saling menegur, berjabat tangan dan kemudian berbicara panjang lebar bahkan mungkin berkelahi. Interaksi social juga terjadi ketika seorang protocol dalam sebuah acara memberikan salam kepada segenap hadirin, juga terjadi ketika seseorang moderator dalam sebuah diskusi mempersilahkan seseorang pembicara membacakan makalahnya.
Interaksi social tidak terjadi ketika ada kerumunan orang, walau saling bertatap muka tetapi tidak saling menegur, tidak ada pengertian bersma tentang sesuatu hal, tidak saling berbicara atau tidak saling memberikan tanda-tanda (isyarat komunikasi).
Bagaimana halnya dengan interaksi antara kelompok dengan keompok yang lain? Sebagai contoh pada suatu hari sekolah anda mengadakan pertandingan persahabatan olah raga dengan sekolah lain, maka ketika klub lawan diterima kedatangannya di aula atau lapangan, dengan diadakan perkenalan atau sambutan antara masing-masing klub, maka interaksi social sedang berlangsung.
Bagaimana pula halnya dengan interaksi individu dengan kelompok? Suatu contoh lainnya adalah dalam hal seorang guru menghadapi murid-muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Didalam interaksi social tersebut, pada taraf pertama akan tampak bahwa guru mencoba untuk menguasai kelasnya, agar supaya interaksi social berlangsung dengan seimbang dimana terjadi saling mempengaruhi antara kedua belah pihak.

B. Syarat
Dalam buku Sosiologi suatu Pengantar karya Prof. Soerjono Soekanto disebutkan da dua syarat terjadinya interaksi social.
1. Adanya Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari bahasa latin Con atau Cun yang berarti bersama-sama dan Tango yang berarti menyentuh. Jadi secara harfiah kata kontak berarti bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila hubungan badaniah, atau kontak secara langsung. Tetapi pada zaman sekarang ini kontak tidak harus langsung sebab dapat saja memakai alat bantu komunikasi, misalnya dengan pesawat telepon, handphone, radio, handy talky, intercom, internet dan lain-lain.
2. Adanya Komunikasi
Setelah terjadi kontak maka untuk terjadi interaksi social harus terjadi pula komunikasi. Komunikasi mengandung pesan (message) yaitu suatu yang ingin disampaikan. Arti penting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain, bisa berwujud pembicaraan gerak gerik badaniah atau sikap, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Dalam komunikasi kemungkinan terjadi pelbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Misalnya snyum dapat ditafsirkan sebagai suatu keramah-tamahan, sikap bersahabat atau sikap sinis dan sikap ingin menunjukkan suatu kemenangan, untuk tidak menimbulkan kesalah pahaman maka dalam berkomunikasi antara pembicara, gerak-gerik badan atau sikap harus sesuai.

C. Tingkat Hubungan Dalam Interaksi Sosial
Yang dimaksud tingkat hubungan adalah sejauh mana jalinan interaksi social yang dilakukan antara orang-perorangan, perorangan dengan kelompok, kelompok dengan kelompok dapat berlangsung. Tingkat hubungan suatu interaksi social dapat berlangsung dalam dua tingkat:
1. Tingkat hubungan yang dangkal
Tingkat hubungan interaksi yang dangkal berlangsung hanya pada saat-saat tertentu, tidak berkesinambungan dan tidak menimbulkan kekerapan jalinan, sebagai contoh: Hubungan antara penjual dan pembeli di pasar, hubungan antara penumpang dengan kondektur pada angkutan umum seperti Bus, Angkota, Taxi dll.
2. Tingkat hubungan yang dalam
Tingkat hubungan interaksi yang bersifat dalam berlangsung terus menerus dalam waktu yang tidak terbatas, berkesinambungan dan ada kekerapan jalinan. Sebagai contoh: hubungan antara orang tua dengan anak, hubungan guru dengan murid-muridnya, hubungan antra Kyai dengan para santrinya dll.

D. Bentuk-bentuk Interaksi social
Gillin dan Gillin menggolongkan bentuk-bentuk interaksi social menjadi:
1. Proses asosiatif (Process of association) yang terbagi menjadi tiga bentuk khusus lagi yaitu:
• Akomodasi (accommodation)
• Asimilasi (assimilation)
• Akulturasi (acculturation)
2. Proses yang disosiatif (Process of dissociation) yang mencaku[
• Persaingan (competition)
• Pertentangan (conflict)
Sedangkan Kimbale Young menggolongkan bentuk-bentuk interaksi social menjadi:
a. Oposisi (Oposition) yang mencakup persaingan dan pertentangan atau pertikaian
b. Kerja sama (co-operation) yang menghasilkan akomodasi
c. Differentiation, yaitu proses dimana orang-perorangan did lam masyarakat memperoleh hak dan kewajiban-kewajibanyang berbeda dengan orang lain dalam masyarakat, misalnya atas dasar perbedaan usia, seks dan pekerjaan. Differensiation tersebut menghasilkan suatu sistem yang berlapis-lapis di dalam masyarakat.
Pola-pola interaksi social yang terjadi di dalam masyarakat bisa berupa:
a. Kerjasama (Cooperation)
Makhluk social sudah jelas mengisyaratkan bahwa mereka saling berkawan, bekerja sama, bergotong royong untuk hidup bersama pula. Betapa penting arti kerja sama bagi kehidupan manusia karena menyadari bahwa setiap manusia memiliki cukup pengetahuan dan control untuk memenuhi kebutuhannya melalui kerjasama dan gotong royong adalah salah satu bentuk kerjasama tersebut.
Bentuk kerjasama dalam kehidupan sehari-hari sangat beraneka ragam, ada kerja sama untuk kepentingan umum dan ada kerja sama untuk kepentingan terbatas. Kerja sama bukan menyangkut antar orang-perorangan, tetapi juga antar lembaga yang satu dengan lainnya.
b. Akomodasi (Accomodation)
Menurut Kimbale Young, akomodasi memiliki dua arti. Pertama, menunjuk pada suatu keadaan yang berarti adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam proses social. Norma dan nilai social dihayati masyarakat secara tertib. Kedua, menunjuk pada suatu proses, yaitu suatu usaha dimana manusia bekerja sama mencapai suatu kestabilan (keseimbangan). Untuk akomodasi sebagai suatu proses dapat dilihat beberapa bentuknya, diantaranya:
1) Koersi: bentuk akomodasi yang dilaksanakan dengan paksa, keadaan ini menggambarkan bahwa di satu pihak berada pada posisi yang kuat dan pihak lain berada pada posisi lemah.
2) Kompromi: bentuk akomodasi dimana masing-masing pihak yang bersangkutan mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaian atas perselisihan yang ada.
3) Arbitrasi: Munculnya pihak ketiga yang berperan sebagai penengah dalam suatu perselisihan.
4) Mediasi: Munculnya pihak ketiga dalam suatu perselisihan, tetapi pihak ketiga ini hanya sebagai penasehat saja.
5) Konsiliasi: Mempertemukan pihak-pihak yang berselisih, dimana mereka ini memiliki tujuan yang sama.
6) Toleransi: Suatu bentuk akomodasi dimana satu pihak menerima pihak lain tanpa ada persetujuan forma, bahkan kadang penerimaan itu dilakukan secara tidak sadar.
7) Stalemate: suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang berselisih memiliki kekuatan seimbang. Karena itu konflik yang terjadi terhenti karena masing-masing sudah kehabisan tenaga atau jalan.
8) Ajudikasi: yaitu suatu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
c. Asimilasi (Assimilation)
Yaitu proses social dimana msing-masing pihak dalam menjalin interaksi akan menghilangkan batas-batas antar kelompok. Batas-batas keduanya akan hilang dan keduanya lebur menjadi satu kelompok. Prof. Koentjaraningrat menyebutkan beberapa syarat terjadinya asimilasi diantaranya:
1) Adanya kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya
2) Anggota kelompok bergaul secara intensif dengan anggota kelompok lain dan dalam jangka waktu yang lama
3) Sebagai akibat dari pergaulan yang alama dan intensif itu maka kebudayaan dari masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi diantaranya adalah:
1) Adanya toleransi
2) Adanya sikap menghargai orang dan kebudayaan orang lain
3) Adanya persamaan unsure-unsur masing-masing kebudayaan
4) Adanya sikap terbuka dari golongan yang dominan atau berkuasa dalam masyarakat
5) Asimilasi bisa terjadi secara lancer melalui perkawinan

d. Persaingan
Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses social dimana orang-perorangan atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa terjadi pusat perhatian public ataupun mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekerasan atau ancaman. Dilihat dari pihak yang terlibat, maka persaingan bisa bersifat personal atau impersonal. Persaingan personal adalah persaingan antara orang-perorangan, misalnya antara Pak Harto dengan Pak Karno dalam berdagang. Sedangkan persainagn impersonal ialah persaingan yang terjadi antara lembaga dengan lembaga yang lain, misalnya antara perusahaan mobil Toyota dengan perusahaan mobil Mercedes.
Persaingan tersebut dapat terjadi dalam bidang:
1) Ekonomi
2) Kebudayaan
3) Kedudukan dan jabatan
4) Perbedaan ras
Sebenarnya persaingan sebagai bentuk interaksi social lebih banyak memiliki fungsi positiff disbanding negatifnya. Fungsi tersebut diantaranya adalah:
1) Sebagai media penyaluran keinginan mencapai prestasi
2) Sebagai media untuk mengadakan seleksi sosial
3) Sebagai media pengendalian dinamika kehidupan masyarakat
4) Bisa mendorong tumbuhnya kemajuan did lam masyarakat
e. Pertentangan atau Pertikaian
Pertentangan adalah suatu proses social dimana orang-perorangan atau kelompok manusia berusaha memenuhi keinginan/tujuan dengan jalan menentang pihak lawan melalui ancaman atau kekerasan.

Fungsi konflik
Konflik tidak layak jika dilihat sebagai hal yang negative saja. Seorang sosiolog harus berani mengatakan bahwa sebenarnya konflik juga memiliki fungsi positif, seperti Lewis A. Coser, menyebutkan fungsi konflik sebagai berikut:
1) Mempertinggi integritas kelompok
Maksud pernyataan ini adalah jika ada dua kelompok terlibat konflik, maka masing-
masing kelompok akan terdorong menigkatkan persatuan dan kesatuan diantara para
anggotanya.
Kesatuan dan persatuan in-group ini dimaksudkan untuk menghadapi kelompok lain.
2) Lahirnya lembaga-lembaga pengaman
Lahirnya lembaga pengaman disini adalah munculnya pihak kedtiga yang bertugas mengendalikan konflik yang terjadi didalam masyarakat sehinggga konflik tidak sungguh-sungguh bersifat destruktif, menghancurkan. Lembaga pengaman ini juga bisa disebut penengah dapat pula disebut katup pengaman atau katup penyelamat (Safety valve). Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ialah katup pengaman bagi konflik yang terjadi dimasa Perang Dunia ke-2.
3) Tanda adanya dinamika masyarakat
Banyak para ahli sosiologi berpendapat bahwa hanya dengan adanya konflik itulah masyarakat dapat mencapai kemajuan. Sementara itu tidak adanya konflik di dalam masyarakat belum tentu berarti bahw masyarakat itu berada dalam ketentraman, kestabilan, dan keharmonisan.
f. Contravertion
Contavertion pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses social yang berada antara persaingan dan pertentangan. Contravertion ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan berupa kebencian atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.
Proses contavertion menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker mencakup lima subproses, yaitu:
1) Proses yang umum, meliputi perbuatan-perbuatan seperti, penolakan, keengganan, per- lawanan, protes, gangguan-gangguan atau mengacaukan pihak lawan.
2) Proses yang sederhana, misalnya menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum, memaki-maki, memfitnah, mencerca.
3) Proses yang intensif, menckup penghasutan, penyebaran desas-desus, mengecewakan pihak lain dan sebagainya.
4) Bersifat rahasia, misalnya mengejutkan pihak lawan, perbuatan khianat.
5) Bersifat taktis, misalnya mengejutkan pihak lawan, seperti dalam pemilu.

Contravertion apabila dibandingkan dengan persaingan dan pertentangan atau pertikaian, sifatnya agak tertutup atau bersifat rahasia. Perang dingin (cold war), misalnya merupakan entuk konravertion, karena tujuannya untuk membuat lawan tidak tenang, diliputi oleh perasaan curiga dan penuh rahsia. Dalam hal ini lawan tidak diserangsecara fisik, akan tetapi secara Psikologis. Karena itu hal ini sering disebut Psykologi Warfare atau perang urat syaraf.

E. Faktor-faktor Interaksi
Menurut para ahli psikologi, interaksi social terbentuk oleh beberapa factor, antara lain factor: imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Tokoh-tokoh psikologi yang menggunakan istilah-istilah tersebut diataranya adalah Gabriel Tarde dan Sigmund Frued.
1. Imitasi
Istilah ini pertama kali ditemukan Gabriel Tarde, psikolog dari Perancis, mendasarkan analisanya mengenai interaksi social berangkat dari proses imitasi. Seluruh proses pergaulan antar manusia, menurut Tarde didasarkan proses imitasi itu. Segala yang ada dalam masyarakatkita sebenarnya merupakan hasil peniruan secara berantai dari orang yang satu ke orang yang lain, peniruan merupakan cara belajar tentang segala sesuatu dengan cara mengikuti contoh atau teladan orang lain. Menurut Tarde, segalanya bisa dan merupakan sebab dan hasil dari imitasi. Pendapat Tarde yang demikian ini kemudian dikritik oleh Dr. A.M.J. Chorus yang mengatakan bahwa imitasi hanya akan terjadi bila ada persyaratan khusus sebagai berikut:
1) Hal-hal yang diimitasi harus menubuhkan minat perhatian orang lain terlebih dahulu supaya dapat ditiru, tanpa minat perhatian lebih dahulu maka imitasi tidak akan terjadi.
2) Harus ada sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang mau diimitasi.
3) Harus ada taraf pengertian yang cukup pada orang-orang terhadap hal-hal yang mau diimitasi.
Memang dalam hal sosialisasi nilai, imitasi merupakan factor yang penting, karena dalam sosialisasi peranan imitasi ini menjadi sangat penting guna melakukan apa yang disebut internalisasi nilai oleh seorang individu.
2. Sugesti
Dr. Gerungan dalam bukunya Psikologi Sosial (1972) mendefinisikan sugesti sebagai proses dimana seorang individu menerima cara penglihatan atau pedoman tingkah laku dari orang tanpakritik terlebih dahulu. Proses sugesti adalah proses mempengaruhi orang lain. Berdasarkan banyak penelitian psikologi,mereka yang harga dirinya rendah, akan lebih mudah disugesti, sebaliknya yang memiliki harga diri tinggi dan merasa superior, akan sulit disugesti, justru sebaliknya ia akan mudah mensugesti orang lain.
Sugersti terjadi karena beberapa hal jika dilihat dari penyebabnya:
a. Sugesti karena hambatan berfikir, yaitu orang yang mendrita lelah pikiran, sedang menanggung beban emosional tertentu, akan mudah kena sugesti.
b. Sugesti karena disosiasi: dalam psikologi istilah disosiasi sebagai keadaan pikiran yang terpecah belah. Orang yang dibebabi dengan berbagai macam beban pemikiran akan menderita tekanan batin. Dalam keadaan demikian orang akan mudah disugesti orang lain.
c. Sugesti karena otoritas: sugesti demikian bisa berlangsung karena yang melakukan sugesti memiliki otoritas tertentu. Otoritas bisa berupa sebagai power, kekuasaan atau wewenang. Orang yang mempunyai kekuasaan akan mudah melakukan sugesti, misalnya ia adalah seorang pemilik power seperti pimpinan, ulama, pastor, pendeta dan lain-lain.
d. Sugesti karena mayoritas: Orang akan cenderung menerima atau kena sugesti jika orang itu berada di tengah massa. Kalau massa mengatakan 'A', maka seorang individu akan cenderung mengikuti massa itu. Seseorang individual akan menerima sesuatu pendapat jika suatu pendapat tersebut disokong oleh mayorotas (massa).
e. Sugesti Will to believe: Seseorang yang mudah percaya lebih dahulu, bahwa apa yang disugestikan iitu baik dan bermanfaat bagi dirinya, maka seseorang itu seolah-olah sudah menyediakan dirinya untuk disugesti, karena ia percaya dan yakin segala sesuatunya itu.
3. Identifikasi
Identifikasi adalah proses untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Istilah ini berkembang karena digunakan oleh Sigmund Frued untuk menjelaskan bagaimana seseorang anak menjadi dewasa. Seorang akan mengidentifikasi dirinya pda orang tuanya dan mengoper norma-norma orang tua (orang dewasa) menjadi normanya sendiri. Norma inilah oleh Frued disebut Super Ego.
Jadi dalam proses identifikasi ini seluruh sistem norma, cirri-ciri, sikap-sikap, tingkah laku orang tuanya sedapat-daptnya dijadikan norma, cita-cita dirinya sendiri. Anak ingin menjadi seprti ibu atau bapaknya, contoh lain, anak-anak muda dewasa ini ingin menjadikan dirinya seperti biduan Michael Jackson, bukan hanya sekedar meniru gaya pakaiannya, rambutnya atau perilakunya, akan tetapi bahkan kepribadiannya. Seolah anak itu ingin menjadi Michael Jackson itu sendiri.
4. Simpati
Simpati ialah tertariknya seorang individu terhadap orang lain. Simpati memang lebih didasarkan pada pengertian bersama, misalnya jika ada orang yang ditinggal pergi meninggal ibunya, kita bisa ikut merasakan rasa kesedihannya. Pernyataan bela sungkawa ketika ada orang meninggal ialah wujud dari simpati. Simpati akan membawa sikap senasib dan didalamnya mengandung mutual understanding yang mendalam sehingga orang memilki ikatan emosional tertentu dan kemudian mendorong terciptanya kerjasama dalam proses interaksi social tersebut.